Niat Coba-Coba Bisa Ternyata Berhasil: Ketoprak Kuliner Khas Daerah
- Posted on 2023-09-11
- Edukasi
- By Auzia Ramadhani Yuhasmi, Dauratun Nur Fazira, Mila
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis jika di dalamnya terdapat dua kebudayaan dapat meliputi:
Perbedaan Nilai dan Norma Budaya: Kebudayaan yang berbeda dapat memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang berbeda pula. Perbedaan ini dapat mempengaruhi cara berbisnis, perilaku konsumen, dan preferensi pasar. Misalnya, dalam satu kebudayaan, harga dapat menjadi faktor yang sangat penting dalam pengambilan keputusan pembelian, sementara dalam kebudayaan lain, kualitas atau keberlanjutan produk mungkin lebih diutamakan.
Bahasa dan Komunikasi: Bahasa merupakan aspek penting dalam bisnis. Jika di dalam lingkungan bisnis terdapat dua kebudayaan dengan bahasa yang berbeda, hal ini dapat mempengaruhi komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam bisnis tersebut. Kesalahpahaman atau ketidakjelasan dalam komunikasi dapat terjadi, yang dapat berdampak pada efisiensi dan efektivitas bisnis.
Etika Bisnis: Etika bisnis dapat bervariasi antara kebudayaan yang berbeda. Nilai-nilai dan norma-norma budaya dapat mempengaruhi pandangan tentang apa yang dianggap etis atau tidak etis dalam bisnis. Misalnya, praktik bisnis yang dianggap normal dan diterima dalam satu kebudayaan mungkin dianggap tidak etis dalam kebudayaan lain.
Hukum dan Regulasi: Setiap kebudayaan memiliki sistem hukum dan regulasi yang berbeda. Perbedaan ini dapat mempengaruhi lingkungan bisnis, termasuk peraturan tentang kepemilikan, kontrak, perlindungan konsumen, dan lain-lain. Bisnis yang beroperasi di dua kebudayaan yang berbeda harus memahami dan mematuhi peraturan yang berlaku di masing-masing kebudayaan tersebut.
Perbedaan Sosial dan Demografi: Perbedaan sosial dan demografi antara dua kebudayaan dapat mempengaruhi preferensi konsumen, permintaan pasar, dan kebutuhan bisnis. Misalnya, perbedaan dalam struktur keluarga, tingkat pendidikan, atau tingkat urbanisasi dapat mempengaruhi preferensi konsumen dan permintaan pasar.
Bagaimanakah kamu mendeskripsikan sebuah UMKM? UMKM merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan utama. UMKM menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Jika dilihat hingga sekarang banyak sekali UMKM tersebar dari kota-kota besar hingga pelosok negeri di seluruh indonesia, UMKM sendiri dianggap sangat berpotensi dalam meningkatkan pendapatan negara. UMKM mampu menyerap 97 persen dari total angkatan kerja dan mampu menghimpun hingga 60,4 persen dari total investasi di Indonesia. Maka dari itu pemerintah sangat menaruh perhatian pada UMKM. Salah satu bentuk umkm berupa usaha kuliner, yang kini banyak di gandrungi bahkan dikalangan muda hingga tua sekalipun. Berbagai macam bentuk masakan hadir untuk memenuhi permintaan masyarakat berupa makanan modern seperti pizza, hamburger, fried chicken dan makanan tradisional/ khas yang rata-rata dimiliki disetiap daerah di Indonesia.
Berbicara mengenai makanan tradisional, merupakan makanan dan hidangan yang diwariskan secara turun-temurun atau telah dikonsumsi secara turun-temurun. Salah satu makanan khas daerah yang saat ini masih eksis di kalangan msayarakat yaitu ketoprak. Apa sih itu ketoprak? Merupakan makanan khas Betawi yang disiram dengan bumbu kacang serta memiliki cita rasa gurih, manis, dan sedikit pedas. Menggunakan ketupat sebagai bahan utamanya. Biasanya, ketoprak dijajakan menggunakan kereta dorong di jalan-jalan atau kaki lima. Makanan khas ini banyak ditemui di kota Jakarta, tapi kini ketoprak hampir dapat di temui di berbagai daerah indonesia, salah satunya adalah kota padang. Bertepatan di alamat Kapalo Koto, kecamatan Pauh, berdekatan dengan Universitas tertua di luar pulau Jawa yakni Universitas Andalas. Sebuah usaha kuliner yang dibangun oleh ibu Safnidar. Ibu safnidar merupakan ibu 2 anak yang sekarang sudah berusia sekitar 50 tahun, selain menjadi seorang ibu, beliau juga bekerja mencari nafkah keluarga dengan cara berjualan ditoko kelontong. Awalnya ibu safnidar hanya mencoba-coba untuk berjualan ketoprak, tetapi dilihat dari minat para pembeli beliau akhirnya melanjutkan usaha ketoprak ini. Kurang lebih sudah 1 tahun usaha ini berjalan, walau masih terbilang cukup baru, ketoprak ibuk safnidar masi bisa bersaing dengan usaha kuliner lainnya.
Berada di daerah yang sering dilalui baik itu para mahasiswa, maupun masyarakat sekitar, menjadikan tempat berdirinya usaha ketoprak ini sebagai lokasi yang sangat strategis, hal ini dapat menjadi peluang bagi Ibu Safnidar untuk mempromosikan dan menjajakan ketopraknya, ditambah lokasi ketoprak ini dekat dengan kos-kosan sehingga bagi anak kos-kosan yang ingin membeli, ketoprak menjadi salah satu tempat yang akan di pertimbangkan. Tradisi Jajanan Jalanan: Makanan kaki lima yang populer di Sumbar juga dapat mempengaruhi penjualan ketoprak. Masyarakat Sumbar biasanya suka menikmati makanan di pinggir jalan atau warung-warung kecil. Ini bisa menjadi peluang bagi penjual ketoprak untuk mendirikan gerobak atau warung di tempat-tempat yang ramai, seperti pasar tradisional atau acara-acara budaya lokal, untuk menarik pelanggan dan memasarkan produk mereka. Menjual kuliner khas daerah tertentu di daerah lain memiliki kekuatan dan kelemahan yang perlu dipertimbangkan, jika dilihat dari kekuatanya sendiri yaitu Keunikan kuliner, makanan khas daerah lain yang belum pernah dicicipi oleh warga sini yang membuat seseorang penasaran untuk mencobanya, hal ini bisa menjadi kekuatan penjualan bagi Ibu Safnidar karna keingintahuaan orang-orang mencicipi masakan khas daerah lain. Dan kekuatan selanjutnya yaitu para penggemar kuliner, mereka bisa menjadi target pasar bagi ibu Safnidar, kerena penggemar kuliner cenderung mencoba berbagai macam kuliner yang khas, yang belum pernah mereka temui . Selain memiliki keunggulan tentunya ada kelemahan tersendiri bagi usaha ketoprak ini, salah satunya yaitu selera lokal yang berbeda, Ibu Safnidar harus bisa menyesuaikan masakannya dengan selera orang sekitar tempat ia berjualan bias dengan menambah bumbu/ mengurangi bumbu sesuai dengan pendapat para pelanggan yang member masukan dan sara, jika tidak tentunya ibu Safnidar akan kehilangan sebagian pelanggan, karna menurut pelanggan sendiri cita rasa ketopraknya tidak sesuai dengan selera mereka.
Sebuah kuliner tidak akan selalu berjalan dengan mudah dan mulus seperti yang dibayangkan. Banyak tantangan yang harus dilewati Ibu Safnidar untuk mengantarkan ia ke kesuksesan nantinya. tantangan yang kerap kali di temuinya berupa makanan siap saji/ makanan hits, yang banyak digandrungi anak muda zaman sekarang, berbagai jenis makanan baru yang hits, atau bisa disebut viral akan menjadi hal yang harus mereka coba, dampaknya makanan tradisional seperti ketoprak menjadi tidak popular dan lambat laun akan benar-benar dilupakan. Jadi untuk berjualan Ketoprak sendiri banyak tantangan yang harus di hadapi penjual. Karna seperti yang kita tau bahwa makanan Ketoprak ini bukanlag makanan asli dari Kota Padang sendiri, jadi bagi penjual menjualkan kulinernya ketoprak ini mempunyai tantangan yang cukup menantang. Seperti kita ambil salah satu contoh tantangan yang dialami oleh penjual adalah pasar. Riset pasar bagi penjual juga harus tetap dilakukan. Melihat target pasar yang akan menjadi konsumennya nanti. Dan tantangan selanjutnya adalah Beradaptasi dengan Selera Lokal, jika perlu, pertimbangkan untuk menyesuaikan rasa atau bahan baku dengan selera lokal, tetapi tetap menjaga keaslian makanan Anda sebisa mungkin. Selera setiap manusia akan selalu berbeda beda makanya penjual juga harus menyesuaikan lidah orang Padang dengan makanan khas ini. Tapi juga tidak mengurangi keaslian rasa dari ketoprak itu sendiri.
Ingatlah bahwa kesuksesan dalam menjual kuliner khas daerah di luar daerah memerlukan waktu, kesabaran, dan dedikasi. Tantangan mungkin muncul, tetapi dengan perencanaan yang baik dan komitmen, tantangan dapat terlewati dengan baik maka kesuksesan di depan mata. Usaha tidak pernah menghianati hasil, jadi terus lah berusaha dan terus memperbaiki kualitas makanan agar pelanggan akan selalu ingat dengan ciri khas kuliner kita.
Penulis
Auzia Ramadhani Yuhasmi, Dauratun Nur Fazira, Milanda Satil Saida
0 Komentar